Tangsel, Opini - Pada hari yang cerah dan menyenangkan, kami, sekelompok jurnalis, tidak sengaja menemukan diri kami duduk di sebuah warung kopi. Suasana hangat dan aroma kopi yang menggoda membuat kami betah mendengarkan dialog warga yang sedang menikmati momen santai mereka. Dalam obrolan tersebut, mereka membahas Program Makan Gratis yang belakangan ini menjadi sorotan publik.



“Kenapa harus mempermasalahkan program ini?” tanya salah satu warga dengan senyuman. “Namanya juga program, pasti ada yang benar dan ada yang salah,” lanjutnya. Temannya menimpali, “Pemerintah tidak bodoh-bodoh amat dalam membuat kebijakan. Mereka pasti sudah melakukan kajian dengan para ahli. Tujuan mereka jelas: ingin anak-anak Indonesia cerdas dan terhindar dari stunting.”


Diskusi ini mengalir dengan penuh semangat. Warga tersebut menekankan bahwa menilai sebuah program tidak bisa instan. “Seperti kita yang hanya minum kopi, tidak serta-merta dianggap malas. Program ini juga butuh proses. Jika bagus, pasti banyak yang memuji,” ujarnya. Suasana semakin ramai dengan tawa dan ledekan, seolah mengakui bahwa kadang-kadang, pandangan yang sederhana bisa sangat tajam.


Kami, yang terhanyut dalam percakapan tersebut, menyadari bahwa pendapat warga ini sangat berharga. Namun, ada keprihatinan yang mendalam: suara mereka mungkin tidak akan didengar oleh pemerintah. “Kita tidak tahu harus menghadap ke mana untuk menyampaikan aspirasi ini,” keluh salah satu dari mereka.


Lebih jauh, pembicaraan beralih ke isu penting lainnya: perlindungan bagi tenaga pendidik. “Sudah saatnya kita memiliki Undang-Undang Perlindungan Pendidik,” tegas salah satu warga. “Dari tingkat TK hingga dosen, mereka semua berhak mendapatkan perlindungan yang layak.”


Kami tertegun mendengarkan pernyataan tersebut. Dialog yang sederhana ini, yang dimulai dari secangkir kopi, ternyata menyimpan banyak harapan dan keinginan untuk perubahan. Suara rakyat yang tulus ini, meskipun tidak terduga, mencerminkan realitas yang perlu diperhatikan oleh para pemangku kebijakan. (Aman)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama