Tangsel, Kilaspos.com - Dalam upaya serius untuk mengatasi masalah kekurangan gizi di berbagai wilayah Indonesia, Kepala Badan Gizi Nasional telah mengungkapkan sebuah inovasi yang mungkin mengejutkan banyak pihak. Kini, serangga yang selama ini dipandang sebelah mata sebagai sumber makanan alternatif di beberapa budaya, diusulkan menjadi solusi utama untuk memenuhi kebutuhan protein masyarakat, terutama di daerah yang minim akses pangan bergizi.
Serangga memiliki kandungan protein yang sangat tinggi, bahkan lebih unggul dibandingkan sumber protein hewani lainnya seperti daging sapi atau ayam. Dengan memanfaatkan serangga, kita dapat menciptakan program gizi gratis yang efektif dan terjangkau, ujar Kepala Badan Gizi Nasional dalam konferensi pers yang berlangsung pada hari Senin, 27 Januari 2025.
Data yang dipaparkan menunjukkan bahwa serangga seperti ulat sagu, jangkrik, dan belalang memiliki kandungan protein mencapai 60-70 persen, jauh lebih tinggi dibandingkan telur, yang hanya mengandung sekitar 12 persen protein. Tak hanya kaya protein, serangga juga mengandung asam lemak esensial, vitamin, dan mineral yang sangat penting untuk pertumbuhan serta kesehatan tubuh.
Di beberapa negara, seperti Thailand dan Meksiko, konsumsi serangga sudah menjadi bagian dari budaya sehari-hari. Ini membuktikan bahwa serangga aman, bergizi, dan bahkan lezat jika diolah dengan baik, tambahnya.
Program ini dirancang untuk menyasar daerah-daerah dengan tingkat kemiskinan tinggi dan menghadapi banyak hambatan dalam distribusi pangan. Serangga akan dibudidayakan secara lokal menggunakan teknologi sederhana namun efisien, sehingga masyarakat dapat mengakses sumber protein dengan biaya yang terjangkau.
Kami tidak hanya menyediakan bahan mentah, tetapi juga akan melibatkan masyarakat dalam pelatihan pengolahan serangga menjadi makanan yang enak dan bernutrisi, jelasnya.
Meski ide revolusioner ini menghadapi skeptisisme dari masyarakat, terutama terkait faktor budaya dan persepsi bahwa serangga adalah *makanan ekstrem, para ahli gizi tetap optimis. Dengan edukasi yang tepat dan contoh nyata dari manfaat konsumsi serangga, masyarakat diharapkan akan lebih menerima inovasi ini. Ini bukan hanya soal makanan, tetapi tentang memberikan solusi jangka panjang untuk masalah gizi yang telah lama membayangi negeri ini, tutupnya dengan optimisme.
Dengan langkah progresif ini, Indonesia bisa menjadi pelopor dalam pemanfaatan sumber daya alam lokal yang berkelanjutan untuk menjawab tantangan kompleks di sektor pangan dan gizi. Apakah Anda siap mencoba inovasi ini?.
Laporan Aman
Posting Komentar